Profil Desa Jatimulya
Ketahui informasi secara rinci Desa Jatimulya mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Jatimulya, Kecamatan Suradadi, Tegal, pusat agraris strategis di pesisir utara Jawa Tengah. Temukan data demografi terbaru, potensi ekonomi pertanian, dan perkembangan infrastruktur desa yang menopang ribuan jiwa warganya.
-
Lumbung Padi Pantura
Desa Jatimulya merupakan salah satu penopang utama sektor pertanian di Kecamatan Suradadi, dengan sebagian besar wilayahnya didedikasikan untuk persawahan produktif
-
Demografi Padat dan Dinamis
Dengan populasi melebihi 11.000 jiwa, desa ini memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, menciptakan lingkungan sosial yang dinamis dengan beragam mata pencaharian
-
Infrastruktur Terpadu
Didukung oleh fasilitas pendidikan dari tingkat PAUD hingga SMP, layanan kesehatan dasar, serta sarana ibadah yang memadai, Jatimulya terus berkembang untuk melayani warganya
Desa Jatimulya, sebuah wilayah agraris yang berlokasi di Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, menjelma menjadi salah satu desa kunci di jalur pantai utara (Pantura). Dengan posisinya yang strategis dan potensi sumber daya alam yang melimpah, khususnya di sektor pertanian, Jatimulya terus bergerak dinamis dalam pembangunan untuk menyejahterakan masyarakatnya. Desa ini menjadi cerminan kehidupan pedesaan yang aktif beradaptasi dengan perkembangan zaman sambil mempertahankan basis ekonominya yang kokoh di bidang pertanian.
Sebagai bagian integral dari Kabupaten Tegal, profil Desa Jatimulya menawarkan gambaran lengkap mengenai kondisi geografi, demografi, pemerintahan, serta potensi ekonomi yang dimilikinya. Data yang akurat dan terkini menjadi fondasi bagi perencanaan pembangunan di masa depan, memastikan setiap kebijakan yang diambil dapat berdampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat. Desa dengan kode wilayah 33.28.16.2006 ini bukan hanya sekadar unit administrasi, tetapi juga sebuah komunitas yang hidup dan berkembang.
Geografi dan Demografi: Potret Wilayah dan Kependudukan
Secara geografis, Desa Jatimulya terletak pada dataran rendah dengan ketinggian rata-rata antara 8 hingga 13 meter di atas permukaan laut (mdpl). Topografi ini menjadikannya sangat ideal untuk pengembangan pertanian lahan basah, yang menjadi tulang punggung perekonomian desa. Letak desa ini berjarak sekitar 5,9 kilometer dari pusat Kecamatan Suradadi dan sekitar 26,6 kilometer dari ibu kota Kabupaten Tegal di Slawi, memberikan akses yang cukup memadai bagi warganya untuk menjangkau pusat layanan publik dan ekonomi yang lebih besar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal tahun 2023, luas wilayah Desa Jatimulya tercatat seluas 3,904 kilometer persegi. Namun data lain dari statistik desa pada tahun 2019 menyebutkan luas total 5,64 kilometer persegi, dengan rincian penggunaan lahan didominasi oleh persawahan seluas 470,531 hektar, area permukiman seluas 85,250 hektar dan ladang atau tegalan seluas 3,150 hektar. Perbedaan data ini menunjukkan dinamika penggunaan lahan yang mungkin terjadi seiring waktu.
Wilayah administratif Desa Jatimulya berbatasan langsung dengan beberapa desa lain yang turut menopang ekosistem sosial dan ekonomi kawasan tersebut. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Suradadi. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Kertasari. Batas selatannya yaitu Desa Harjasari, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Jatibogor.
Dari sisi kependudukan, data BPS Kabupaten Tegal tahun 2023 menunjukkan jumlah penduduk Desa Jatimulya mencapai 11.006 jiwa. Populasi ini terdiri dari 5.609 penduduk laki-laki dan 5.397 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah menurut BPS, maka kepadatan penduduk Desa Jatimulya mencapai sekitar 2.819 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan bahwa Jatimulya merupakan wilayah yang padat penduduk, mencerminkan pusat aktivitas sosial dan ekonomi yang signifikan di Kecamatan Suradadi.
Pemerintahan dan Struktur Administrasi
Roda pemerintahan di Desa Jatimulya berjalan di bawah kepemimpinan seorang kepala desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Struktur ini mencakup sekretaris desa, kepala urusan (kaur), kepala seksi (kasi), dan kepala dusun. Berdasarkan data tahun 2019, administrasi desa terbagi ke dalam 5 dusun (pedukuhan), 8 Rukun Warga (RW), dan 46 Rukun Tetangga (RT). Struktur yang terorganisir ini memastikan pelayanan publik dan administrasi dapat menjangkau seluruh warga hingga ke tingkat komunitas terkecil.
Pada tahun 2019, Kepala Desa Ahmad Zaeni tercatat memimpin jalannya pemerintahan desa. "Kami berkomitmen untuk mendukung penuh setiap program pembangunan yang masuk ke desa, baik dari pemerintah pusat, daerah, maupun inisiatif mandiri, demi kemajuan Jatimulya," ujarnya dalam sebuah pernyataan terkait program pembangunan yang berlangsung di desanya saat itu.
Lembaga kemasyarakatan desa juga turut aktif berperan dalam pembangunan, seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berfungsi sebagai lembaga legislatif dan pengawas kinerja pemerintah desa. Selain itu, terdapat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Tim Penggerak PKK, Karang Taruna, dan kelompok-kelompok lainnya yang berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Sinergi antara pemerintah desa dan lembaga-lembaga ini menjadi motor penggerak utama dalam setiap program pembangunan partisipatif.
Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian
Sektor pertanian, khususnya padi, merupakan urat nadi perekonomian Desa Jatimulya. Luasnya hamparan sawah yang subur menjadikan mayoritas penduduknya menggantungkan hidup sebagai petani dan buruh tani. Berdasarkan data statistik tahun 2019, tercatat sekitar 1.790 orang berprofesi sebagai petani pemilik lahan dan 470 orang sebagai petani penggarap. Angka ini menegaskan dominasi sektor agraris dalam struktur ekonomi desa.
Meskipun pertanian menjadi primadona, diversifikasi mata pencaharian masyarakat juga cukup berkembang. Data yang sama menunjukkan adanya 1.250 orang yang bekerja sebagai pegawai swasta, 625 orang sebagai wiraswasta atau pedagang, dan 441 orang sebagai buruh harian lepas. Selain itu, terdapat pula warga yang bekerja di sektor lain seperti nelayan (175 orang), buruh pabrik (101 orang), dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 47 orang. Keberagaman profesi ini menunjukkan bahwa ekonomi Desa Jatimulya tidak bersifat monolitik dan mampu beradaptasi dengan peluang kerja di luar sektor pertanian.
Perkembangan infrastruktur, seperti perbaikan jalan yang masif dilakukan melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) pada tahun 2019, terbukti memberikan dampak positif. Akses yang lebih baik telah menggairahkan aktivitas ekonomi warga, mempermudah distribusi hasil panen, dan membuka peluang usaha baru bagi masyarakat setempat. Peningkatan aksesibilitas ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan warga.
Infrastruktur dan Layanan Publik
Pemerintah Desa Jatimulya bersama pemerintah kabupaten terus berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur dan layanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warganya. Di sektor pendidikan, fasilitas yang tersedia cukup lengkap untuk menunjang program wajib belajar dan pendidikan anak usia dini. Desa ini memiliki 5 unit Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 1 Taman Kanak-kanak (TK), 2 Raudhatul Athfal (RA), 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN Jatimulya 01, 02, dan 03), 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan 1 Sekolah Menengah Pertama (SMPN). Untuk pendidikan keagamaan non-formal, tersedia 7 Taman Pendidikan Al-Qur`an (TPQ) dan 3 Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA).
Di bidang kesehatan, layanan primer di tingkat desa dilayani oleh 1 unit Pondok Bersalin Desa (Polindes) dan 8 unit Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di beberapa titik. Keberadaan fasilitas ini sangat vital untuk memantau kesehatan ibu dan anak, serta memberikan layanan kesehatan dasar bagi masyarakat.
Sarana peribadatan juga menjadi perhatian utama, tercermin dari adanya 5 masjid besar dan 23 musala yang tersebar di seluruh wilayah desa. Fasilitas ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan keagamaan masyarakat. Untuk menunjang aktivitas pemuda dan olahraga, tersedia 1 lapangan sepak bola dan 4 lapangan bulu tangkis yang menjadi wadah bagi warga untuk menyalurkan minat dan bakat mereka.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Sebagai desa agraris yang padat penduduk, Desa Jatimulya menghadapi tantangan klasik seperti fluktuasi harga hasil panen, kebutuhan akan modernisasi alat pertanian, dan alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman. Selain itu, bencana alam seperti banjir, yang pernah terjadi pada awal tahun 2023, menjadi pengingat akan pentingnya sistem drainase yang baik dan manajemen tata air yang terpadu, terutama mengingat letaknya di dataran rendah.
Namun, di balik tantangan tersebut, Desa Jatimulya memiliki prospek yang cerah. Bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif yang besar merupakan modal sosial yang kuat jika dikelola dengan baik melalui peningkatan keterampilan dan penciptaan lapangan kerja. Sektor pertanian masih memiliki ruang untuk dioptimalkan melalui penerapan teknologi pertanian modern, diversifikasi komoditas, dan pengembangan industri pengolahan hasil pertanian skala kecil dan menengah (UMKM).
Dengan terus memperkuat sinergi antara pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan, dan seluruh warga, Desa Jatimulya berpotensi besar untuk tidak hanya menjadi lumbung pangan andalan, tetapi juga sebuah desa yang maju, mandiri, dan sejahtera di jantung pesisir Kabupaten Tegal. Pembangunan yang berkelanjutan dengan tetap menjaga kearifan lokal akan menjadi kunci keberhasilan desa ini di masa depan.
